Labuan Bajo, Otojatim.com – PT. Mitra Pinasthika Mulia ( MPM Honda Jatim) distributor sepeda motor Honda wilayah Jatim & NTT mengadakan kegiatan penanaman 10.00 bibit mangrove dalam program Rehabilitasi Mangrove di Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (26/07.)
Kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) ini merupakan wadah program keberlanjutan di bidang lingkungan hidup dalam program MPM Green Action yang diadakan oleh MPMX (MPM Group) dan MPM Honda. Kegiatan penanaman dihadiri oleh Corporate Secretary Head MPM Honda Jatim Vinensia Kenanga, GM Corporate Communication & Sustainability MPMX Natalia Lusnita, para penggiat mangrove, Aparat Desa dan Kecamatan, serta tokoh masyarakat dan perwakilan media setempat.
Program rehabilitasi mangrove ini dilakukan Perseroan sejak awal tahun 2022 melalui berbagai tahapan untuk memastikan bahwa lokasi dan penerima manfaat adalah target yang tepat bagi program ini. Diawali dengan proses survei lokasi dan identifikasi lahan rehabilitasi mangrove (preliminary study), dilanjutkan dengan pemetaan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah binaan (social mapping), sosialisasi program kepada komunitas penggiat mangrove setempat, memberikan pelatihan teknik penanaman dan perawatan mangrove yang efisien, hingga penanaman 10.000 bibit mangrove di area seluas 1 hektar, serta penguatan kelembagaan komunitas penggiat mangrove dan diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan dengan kelompok penggiat untuk merawat bibit yang telah ditanam tersebut
“Perseroan memiliki visi untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasional kami. Untuk mendukung visi tersebut kami telah melakukan berbagai inisiatif program peningkatan kesejahteraan dan pelestarian lingkungan yang dilaksanakan di berbagai wilayah dimana kami berada, termasuk di NTT yang merupakan salah satu area utama kami sebagai distributor tunggal utama motor Honda. Di tahun ini kami berfokus melakukan program rehabilitasi mangrove di wilayah Desa Golo Sepang untuk membantu pelestarian wilayah pesisir pantai NTT sekaligus berupaya meningkatkan kesejahteraan penggiat mangrove, nelayan, dan seluruh warga desa,” jelas Vinensia Kenanga dalam sambutan acara seremonial penanaman bibit.
Melalui penandatanganan kesepakatan untuk merawat mangrove, bibit mangrove yang ditanam diharapkan dapat dirawat dan tumbuh dengan baik sehingga bisa membawa manfaat bagi para penggiat, nelayan, dan warga desa setempat, diantaranya yaitu melindungi wilayah desa dan pemukiman dari abrasi, sehingga ketika air laut sedang pasang atau ada ombak besar tidak akan sampai ke area tempat tinggal warga. Membantu biota atau hewan-hewan laut seperti ikan, udang, kepiting, dan kerrang, untuk dapat hidup dan berkembang biak dengan baik, sehingga hasilnya dapat dinikmati para nelayan untuk dijual atau untuk dinikmati sendiri. Buah dan daun dari pohon mangrove juga dapat diolah menjadi minuman dan makanan ringan sehingga bisa menjadi peluang UMKM warga setempat yang dapat memberikan tambahan pemasukan bagi rumah tangga warga Desa Golo Sepang.
Program Keberlanjutan Jangka Panjang MPMX
Natalia Lusnita selaku GM Corporate Communication & Sustainability MPMX menjelaskan bahwa program rehabilitasi mangrove merupakan salah satu dari strategi keberlanjutan (sustainability) Perseroan di bidang lingkungan hidup dalam payung MPM Green Action.
“Melalui program ini, Perseroan ingin ikut berpartisipasi aktif dalam pengentasan pemanasan global. Mangrove tidak saja dapat mengembalikan fungsi ekosistem dan lingkungan, tetapi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini adalah upaya kami untuk mendukung mitigasi dampak perubahan iklim dan mengimplementasikan praktik-praktik terbaik untuk mewujudkan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Ada potensi lahan yang besar sekali di area Muara Sungai Kali Terang di Golo Sepang ini, sehingga program ini akan menjadi program jangka panjang dimana banyak pengembangan yang bisa kami lakukan baik berupa penambahan penanaman bibit, maupun peningkatan keterampilan dan kemampuan para petani binaan dan nelayan setempat,” jelasnya.